ARTING — Jakarta – Akhir pekan adalah waktu yang pas untuk merenungkan kebiasaan makan kita. Apakah pola makan kita selama ini hanya sekadar untuk kenyang, atau benar-benar memberi manfaat jangka panjang untuk kesehatan otak? Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa pola makan tertentu—yakni diet MIND—berpotensi membantu menurunkan risiko demensia, termasuk Alzheimer.
Dilansir Prevention, studi ini dipresentasikan dalam pertemuan tahunan American Society for Nutrition dan menyita perhatian banyak ahli karena temuan-temuannya dinilai relevan dengan tren penuaan global dan meningkatnya kasus demensia.
Apa Kata Penelitian?
Penelitian tersebut menganalisis data hampir 93.000 orang dewasa Amerika yang tergabung dalam Studi Kohort Multietnis sejak tahun 1990-an. Dalam kurun waktu penelitian, lebih dari 21.000 peserta mengalami demensia atau Alzheimer. Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang secara konsisten menjalankan diet MIND memiliki risiko 9% lebih rendah mengalami demensia.
Menariknya, pada kelompok ras tertentu seperti Afrika-Amerika, Latin, dan kulit putih, penurunan risiko mencapai 13%. Bahkan, mereka yang mulai tidak konsisten tapi kemudian kembali disiplin menjalankan diet MIND selama 10 tahun menunjukkan penurunan risiko hingga 25%.
Apa Itu Diet MIND?
Diet MIND adalah singkatan dari Mediterranean–DASH Intervention for Neurodegenerative Delay. Diet ini adalah kombinasi dari diet Mediterania dan DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) yang difokuskan untuk menjaga kesehatan otak dan memperlambat degenerasi saraf.
Menurut National Institute on Aging (NIA), diet MIND mendorong konsumsi makanan berikut:
- Sayuran berdaun hijau (bayam, kale, sawi)
- Buah beri (strawberry, blueberry)
- Biji-bijian utuh (gandum utuh, quinoa)
- Kacang-kacangan dan polong-polongan
- Ikan (minimal satu kali seminggu)
- Minyak zaitun sebagai sumber lemak utama
Di sisi lain, makanan yang perlu dibatasi adalah daging merah, mentega dan margarin, keju, gorengan, makanan cepat saji, serta permen dan makanan tinggi gula.
Kenapa Diet MIND Dianggap Efektif?
Meski belum bisa diklaim sebagai penyebab langsung penurunan risiko demensia, para ahli percaya ada hubungan kuat antara pola makan dan kesehatan otak.
“Diet MIND secara umum adalah diet seimbang yang mengatur kontrol porsi dan menawarkan keragaman pilihan makanan,” ujar Dr. Amit Sachdev, Direktur Medis Departemen Neurologi di Michigan State University.
“Pendekatan ini bermanfaat untuk kesehatan kardiovaskular dan serebrovaskular. Dengan meningkatkan aliran darah ke otak, kesehatan otak secara keseluruhan bisa lebih optimal,” jelasnya.
Dr. Clifford Segil, ahli saraf di Providence Saint John’s Health Center, California, turut memperkuat argumen tersebut.
“Makan sehat membantu mencegah penyakit jantung dan pembuluh darah otak, yang secara tidak langsung mencegah serangan jantung dan stroke,” katanya.
Pola Makan Sehat Lainnya untuk Melindungi Otak
Meski diet MIND kini tengah naik daun, para pakar menyebut bahwa belum ada pola makan tunggal yang benar-benar bisa “melindungi” otak sepenuhnya dari risiko Alzheimer. Namun, ada kesamaan prinsip dalam semua pola makan sehat: menghindari makanan tinggi lemak jenuh, gula berlebih, dan makanan ultra-olahan.
“Menghindari makanan tinggi lemak dan gula serta membatasi karbohidrat sederhana adalah cara sederhana untuk mengurangi risiko peradangan,” jelas Dr. Segil.
“Keseimbangan asupan protein, sayur, vitamin, dan air putih akan membuat tubuh lebih sehat—dan mungkin otak juga,” tambahnya.
Kapan Sebaiknya Memulai?
Jawabannya: sekarang juga. Pola makan bukan soal penurunan berat badan sesaat, tapi investasi kesehatan jangka panjang. Semakin dini seseorang mengadopsi pola makan sehat, semakin besar peluang mencegah berbagai penyakit degeneratif, termasuk demensia.
Akhir pekan ini, mungkin saat yang tepat untuk mengevaluasi isi kulkas dan mulai mempertimbangkan makanan yang tak hanya lezat, tetapi juga baik untuk otak. Karena menjaga daya ingat dan fungsi otak tidak bisa ditunda sampai usia lanjut.
Ingat, apa yang kita makan hari ini, bisa memengaruhi cara kita berpikir dan mengingat di masa depan.